Joe Biden Melarang Ekspor Chip ke China, Keuntungan Besar Bagi Industri Chip Amerika

Beritatada.com, Jakarta- Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas akibat larangan ekspor komponen chip yang diberlakukan oleh Joe Biden. Kebijakan pembatasan ini telah disetujui dan akan berlaku mulai tahun 2024.

Dampaknya, perusahaan teknologi asal China sedang berlomba-lomba untuk mengakuisisi stok chip dari AS sebelum larangan diberlakukan, menciptakan situasi yang menguntungkan. Hal ini juga memberikan dorongan bagi Nvidia, perusahaan pembuat chip kecerdasan buatan ternama dari AS.

Berita terkini mengungkapkan bahwa persediaan chip Nvidia seri H100 telah habis terjual hingga tahun 2024. Jenis chip ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan kecerdasan buatan. Tidak hanya pemesanan dalam jumlah besar dari China, Nvidia juga menerima pesanan chip kecerdasan buatan dari Arab dan perusahaan-perusahaan AS.

Permintaan yang melonjak tajam ini membawa keuntungan besar bagi Nvidia dari peningkatan harga jual chip-nya. Menurut laporan dari firma jasa keuangan Raymond James, biaya produksi chip H100 dari Nvidia diperkirakan hanya sekitar US$ 3.320. Namun, harganya di pasaran mencapai kisaran US$ 25.000-30.000, seperti yang dilansir oleh TomsHardware pada Jumat (18/8/2023).

Nvidia jelas menjadi salah satu pihak yang paling diuntungkan dari booming industri kecerdasan buatan akhir-akhir ini. Bahkan, pada tahun ini, perusahaan ini berhasil masuk dalam daftar perusahaan bernilai lebih dari '1 triliun dolar'.

Menurut informasi dari Glassdoor, gaji rata-rata untuk insinyur hardware elektronik di Nvidia mencapai US$ 202.000 per tahun, atau sekitar Rp 3 miliar. Besarnya gaji ini sebanding dengan kompleksitas dalam proses pembuatan chip kecerdasan buatan yang canggih seperti seri H100.